Welcome!

I am Juan Pectrik Bonzales Sihombing Information Provider

View Work Hire Me!

About Me

Biography Of A Musician
Information About Music
Sharing Music Links And Discussing Songs
Who am i

Juan Pectrik Bonzales Sihombing.

Music informer

This blog provides various information about the history and science related to music. be it the biography of a musician, his works, and his career.

and this blog will also share music notations from several works, and not when important this blog will provide information about musicians.

Our Blog

FILSAFAT SENI

 

Pengertian Filsafat dan Seni

Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan menggunakan akal budi sebab, asa hukum, dsb. Ketimbang segalanya yang ada di alam semesta maupun mengetahui kebenaran dan arti dari adanya seusatu. 

Seni itu seperti segala perbuatan manusia, dimana yang timbul dari kehidupan manusia yaitu perasaannya dan bersifat indah sehingga menggerakkan jiwa perasaan manusia"

Bagaimana hubungan seni dan filsafat?

Seni itu dapat menjadi objek kajian filsafat, ketika orang mempertanyakan mengapa dan untuk apa orang mengekspresikan emosinya lewat aktivitas apa saja megenai seni. Sebaliknya, seorang seniman bisa juga mengekspresikan pandangannya terhadap makna (filsafat) segala sesuatu lewat karya seni.

 

Filsafat Seni

Filsafat seni adalah kajian masalah umum dan mendasar mengenai “apa itu seni?” secara sistematis melalui metode-metode ilmiah untuk mendapatkan pemahaman serta kebijaksanaan yang lebih baik dari berbagai pemahaman dan sesuatu yang telah disetujui saat ini.

Dan menurut salah satu filsuf yang terkenal dari Amerika yang bernama Susanne K. Langer menyatakan bahwa seni pada hakikatnya adalah ekspresi dari suatu bentuk konkret (dapat dirasakan dan mengukurnya secara fisik) dari kreasi manusia.

Intinya, melalui filsafat seni kita terus berusaha untuk mencari tahu mengenai seni tersebut baik dari sisi intrinsik (filsafat seni sebagai filsafat) maupun sisi ekstrinsiknya (bersangkutan dengan masyarakat, dll).

Beberapa pertanyaan yang dapat tersirat dari filsafat seni meliputi: “Apakah seni itu harus selalu indah?”, “Apakah seni harus memiliki nilai guna?”, “Bagaimana kaitan sains dengan seni? apakah seni memiliki manfaat untuk manusia?”, dll.

Filsafat adalah bidang ilmu yang harus dibarengi dengan pemahaman penuh pada dasar-dasar logika dan rasio yang digunakan untuk mempertanyakan dan mempersoalkan hakekat dasar dari suatu bidang. Di sini hanya akan dibahas berbagai pengetahuan umum dan mendasar perihal filsafat seni, tidak akan ada pertanyaan kontroversial ataupun pengolahan ide radikal.

Filsafat seperti pedang bermata dua, tanpa mengerti cara menggunakannya kita dapat melukai jendela pemikiran kita sendiri, atau yang lebih buruk: tidak akan mendapatkan apa-apa. Di bawah ini adalah tautan artikel yang menjelaskan pengertian, ciri, serta contoh filsafat yang dapat digali terlebih dahulu sebelum kita menyelami filsafat seni lebih jauh.

Manfaat Filsafat Seni

Kebanyakan orang hanya terbawa oleh arus dan menerima pendapat pengertian seni seperti yang telah mereka dengar dan alami sehari-hari. Cara berpikir analog/mekanis seperti itu akan mengakibatkan karya seni menjadi seragam dalam suatu zaman. Dengan demikian kita tidak akan mampu mengadakan perkembangan terhadap dunia seni. Pertanyaan filosofis tentang seni akan membuat kita menjadi kritis, sehingga mampu memberikan perubahan dan perkembangan bagi budaya seni.

Maka dari itu, seorang seniman pada akhirnya harus memiliki filsafat seninya sendiri dan mampu mengaplikasikan pada karyanya agar dapat memberikan perkembangan bagi budaya seni. Karena itulah pemahaman pada filsafat seni sangatlah penting.

Tanpa pemahaman yang baik pada filsafat seorang seniman hanya mampu mengepul informasi dari berbagai teori filsafat lalu menjadikannya sebagai sikap hidup berkeseniannya. Misalnya seorang seniman yang banyak membaca berbagai literasi sosialis akan menggunakan prinsip-prinsip teori tersebut terhadap karyanya dan memberikan pesan moral positif. Hal tersebut memang tidak apa-apa, justru bagus, seniman tersebut memberikan kontribusi nyata bagi budaya seni.

Sayangnya hal tersebut justru kurang bersimpangan dengan filsafat. Seseorang yang mengepul informasi yang telah ada lalu mengaplikasikannya adalah seorang teknokrat, bukan filsuf. Walaupun pengalaman dan dedikasi seorang teknokrat sangat baik, tetapi ada kebutuhan yang belum dipenuhi untuk perkembangan seni itu sendiri; pemikiran baru yang tumbuh dari filsuf seni. Karenanya berfilsafat tetap dibutuhkan untuk menghadirkan pesona baru bagi karya seni yang digarap.

Filsafat Seni dan Estetika

Awalnya hubungan filsafat dan seni selalu dikaitkan dengan estetika. Hal itu terdengar sangat masuk akal bagi nalar kita, karena estetika adalah filsafat yang mempertanyakan keindahan. Tetapi hari ini dunia seni telah sadar bahwa seni tidak harus selalu indah. Terdapat banyak komponen lain dari nilai/output yang diberikan oleh karya seni selain kecantikannya. Maka dari itu diperlukan suatu bidang khusus selain estetika untuk mempersoalkan hakekat seni; filsafat seni.

Estetika mempersoalkan hakekat keindahan alam dan karya seni, sementara filsafat seni mempersoalkan hanya karya seni atau definisi seni itu sendiri. Jadi, boleh dikatakan perbedaan yang paling signifikan dari estetika dan filsafat seni adalah objek materialnya.

Pembahasan Mengenai Filsafat Seni

Dalam studi filosofis, persoalan selalu muncul dari pertanyaan. Pertanyaan filosofis dari dulu sampai sekarang masih tetap sama, yaitu sesederhana “Apakah seni itu?” pertanyaan yang selalu sama dan sederhana itu nyatanya memunculkan banyak pendapat yang berbeda-beda dan tidak pernah usai dari masa ke masa.

Dalam pertanyaan filosofis kita tidak akan hanya mempertanyakan dari satu sudut pandang/bagian. Seperti dalam dalam seni rupa kita tidak akan hanya mempersoalkan karya seni atau produk seni itu sendiri, tetapi juga aktivitasnya, keterlibatan pihak luar dalam proses hingga ke medan yang dilaluinya. Menurut hasil pengamatan dari beberapa sumber yang ada terdapat enam pembahasan pokok dalam filsafat seni, yaitu:

  1. 1. Benda seni
  2. 2. Pencipta seni
  3. 3. Publik seni
  4. 4. Konteks seni
  5. 5. Nilai-nilai seni
  6. 6. Pengalaman seni

Benda Seni

Pokok persoalan seni tentunya diawali oleh wujud konkret yang terindera dan teralami oleh manusia. Tanpa lahirnya benda seni tidak akan muncul persoalan-persoalan seni diatas. Dalam pokok bahasan benda seni dibahas material seni dan atau medium seni. Seni terwujud berdasarkan medium tertentu baik indera pendengaran, pengelihatan, atau gabungan keduanya dan lain-lain. Setiap medium memiliki ciri khasnya sendiri dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing. Penggolongan tersebut akan melahirkan ilmu-ilmu seni khusus, seperti ilmu sastra, ilmu seni tari, ilmu seni teater, dan lain-lain.

Dalam persoalan benda seni biasanya akan dipermasalahkan apakah suatu karya seni merupakan peniruan kenyataan/alam (mimesis) atau seni merupakan ekspresi jiwa manusia. Dalam rekaman sejarah, debat tentang pokok persoalan tersebut telah dimulai sejak Plato dan Aristoteles dan tak pernah usai hingga sekarang. Persoalan subjektivitas dalam seni (ekspresi) dan objektivitas (mimesis) berlangsung di lingkungan penciptaan (seniman) dan pengamatan (evaluasi kritikus). Benda seni juga mungkin akan mempermasalahkan analisis bentuk da isi seni. Perdebatan yang terjadi dalam konteks ini juga tidak kalah sengit.

Pencipta Seni

Persoalan seni dan seniman menyangkut masalah kreativitas dan ekspresi. Apa itu kreativitas? Apa yang dimaksud ekspresi, dan apa bedanya dengan representasi? Gender juga dapat menjadi pertanyaan, apakah seniman seni berjenis kelamin wanita berbeda dengan seniman lelaki? Pribadi seniman juga akan dipermasalahkan, karena biasanya akan menimbulkan gaya atau style yang berbeda dari setiap individu.

Publik Seni

Seni adalah bentuk komunikasi antar pencipta dan apresiatornya. Seni tidak dapat disebut seni tanpa pengakuan masyarakat seni dan atau dengan masyarakat umumnya. Seniman disebut seniman oleh masyarakat karena status yang diperjuangkannya. Seni itu publik, maka persoalan-persoalan komunikasi, nilai-nilai masyarakat menjadi persoalan seni juga. Apresiasi, insitusi, jarak estetik, empati tidak selalu mencakup seluruh masyarakat, terkadang mungkin ada beberapa pihak yang tidak setuju untuk menerima produk seni. Maka dipersoalkan juga karakteristik masyarakat melalui kajian sosiologi, psikologi dan antropologi seni.

Nilai Seni

Benedetto Croce berpendapat bahwa karya seni atau benda seni tidak pernah ada, sebab seni itu terdapat pada jiwa setiap penanggapnya. Disini dibacarakan nilai-nilai seni yang diciptakan sendiri oleh penanggap seni terhadap sesuatu yang diperlakukannya sebagai benda seni. Disitulah persoalan seni paling rumit dibicarakan dalam pembicaraan mendasar tentangnya. Persoalan seni sebetulnya adalah persoalan nilai-nilai tadi sehingga dalam bidang filsafat kajian seni dikategorikan dalam kelompok kajian tentang nilai, sejajar dengan etika dan logika.

Pengalaman Seni

Seni bukan hanya masalah komunikasi belaka, seni tidak hanya menyampaikan informasi. Komunikasi seni adalah komunikasi nilai-nilai berkualitas, baik kualitas perasaan maupun kualitas medium seni itu sendiri. “Singkat kata, komunikasi seni adalah komunikasi pengalaman yang melibatkan kegiatan nalar, emosi, dan intuisi. Seni ada juga yang berpendapat bahwa hakikat itu ada pada pengalaman, bukan benda atau nilai. Memasuki pengalaman seni berarti merasakan pengalaman sejenis dengan pengalaman saat kita sedang merasa terancam bahaya, puas saat memakan masakan yang enak atau euphoria saat memenangkan kontes tertentu.

Simpulan

Persoalan seni ternyata melibatkan berbagai pokok tinjauan, satu sama lain berikatan. Masing-masing pokok seni dapat bersanding dengan baik atau bertentangan. Persoalan benda seni akan melibatkan pembicaraan tentang nilai-nilai dan pengalaman seni yang diperoleh, sedangkan persoalan nilai-nilai akan berkaitan dengan public seni dan konteks sosial-budaya.

Semua penjelasan di atas memperlihatkan bahwa persoalan seni bukanlah persoalan yang mudah dan tidak bisa dikatakan sulit juga untuk dijawab. Dengan menggunakan pokok bahasan (sumber yang ada) ini kita dapat mulai mempertanyakan pertanyaan filosofis dari kita sendiri dengan cara yang logis, symbol, dan filsafatnya .


Dosen Pembimbing : Junita Batubara, S.Sn, M.Sn, Ph.D (Ombas Arts)

 


Kidung Jemaat & Not Angka

Hai guys, 


Dijaman modern ini semua pasti aktifitas kita hampir 70% menggunakan yang namanya Handphone baik mau berpergian ke suatu tempat , makan, belajar, urusan pekerjaan Dll, dan tujuannya pasti kita sudah tau, yaitu untuk mempermudah suatu pekerjaan manusia.


Di kesempatan kali ini saya akan membagikan satu link drive yang akan mempermudah teman-teman semuanya, khusunya yang beragama kristen.



Yaitu: KIDUNG JEMAAT


Kidung Jemaat ini berbentuk file pdf yang pastinya akan dapat mempermudah bagi teman-teman yang beragama Kristen dikarenakan terdapat not angkanya juga, jadi jikalau lupa atau tidak sempat membawa kidung jemat pada saat latihan untuk song leader atau untuk bernyanyi pada saat beribadah kidung jemaat versi android ini sangat bermanfaat.


link drive : KidungJemaat-NotAgka.pdf


Jangan lupa berbagi bersama yh linknya, smoga menjadi berkat juga bagi sesama. 

GOD BLESS YOU

Contact Us

Phone :

+62 877 9488 6879

Address :

Sumatera Utara, Deli Serdang,
Dusun X

Email :

sihombingj649@gmail.com

Welcome

Pages

I Am

FILSAFAT SENI

  Pengertian Filsafat dan Seni Filsafat merupakan pengetahuan dan penyelidikan menggunakan akal budi sebab, asa hukum, dsb. Ketimbang s...

Featured Listings